Israel dan Kejatuhan dari Yehu
ISRAEL DAN YEHUDA DARI
PENAIKAN TAHTA OMRI
SAMPAI
PADA
KEJATUHAN YEHU
1.
Kerajaan
Omri (876-869)
Pada
zaman kekuasaan
Omri dimulai dengan pemulihan bangsa
Israel dengan cara mengukur kekuatan dan kemakmurannya. Pada masa kepemimpinan
raja Omri, dia mampu mendirikan dinasti sebagai kekuatan generasi ketiga.
a. Situsi
politik pada masa kerajaan Omri
Selama 50 tahun ketidakstabilan
terjadi pada bangsa Israel,
mereka tidak berdaya untuk membela diri dari permusuhan dengan tetangga. Salah
satunya yang berbahaya adalah kerajaan Aram yang dipimpin oleh Damascus, yang
merebut posisi Israel kuno dengan kekuatan dominan dari Pelestina dan Siria.
Dimana kekuasaan Damascus sampai kepada
Ben-hadad 1 yang menyerang sampai pada Galilea utara dan kemungkinan sampai
merebut kota Yordan utara.
Kemudian selama pemerintahan Omri,
dia meluncurkan kekuatannya melalui jalur barat. Jarak barat dan selatan
melintasi Siria dan
Libanon dan membersihkan senjata dalam laut tengah di Medeterania, mengambil
upeti dari kota-kota Fenesia, Byblos, Sidon, dan Tyre. Sejak Asyur mengundurkan
diri maka perebutan tahta tidak lagi permanen tetapi terdapat sebuah pertanda
buruk yang akan datang. Satu berasal dari sebuah wilayah kecil di syria dan
Pelstina, yang bangkit untuk membuktikan bahwa ada bahaya yang menyebabkan
kematian.
b. Politik
luar negeri Omri
Walaupun Alkitab menolak pemerintahannya sampai lima atau enam ayat (I
Raja-raja 16:23-28), Omri merupakan seseorang yang memiliki kemampuan.
Masyarakat Asyur berhubungan baik dengan Israel sebagai “keluarga Omri” hingga
dinasti Omri runtuh dalam hal internal. Politik Omri ini menunjukkan kembali
pemerintahan Daud dan Salomo. Dalam hal
internal yang lain juga dilakukan oleh Omri yaitu persahabatan dengan Yehuda,
menutup hubungan dengan Fensia dan melawan orang-orang Aram. Sistem ini juga
dilakukan Omri terhadap putranya Ahab.
Selain itu, dalam hal Internasional
(eksternal) Raja Omri juga mengadakan hubungan baik dengan raja Tirus yaitu
Ittoba’al dengan cara menikahkan Ahad dengan Izebel, puteri raj Tirus. Hal ini
memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Israel dimana Tirus memberikan pengaruh yang cukup besar
dalam perolehan sumber/bahan pangan
(import), mereka juga memesan hasil pertanian dari Israel sehingga bangsa
Israel banyak mendapat kesempatan untuk
berdagang. Dan di lain sisi, Tirus juga ingin mengimbangi Damaskus dan
membangkitkan kembali hubungan perdagangan dengan Israel melalui tanah bagian
selatan.
Perseteruan internal
mereka berakhir, Israel dan Yehuda bisa menunjukkan kekuatan antar tetangga
mereka. Dari semua negara Transjordanian, hanya Amon tidak merebut
kembali. Seperti yang kita ketahui dari
batu Moab (1 Raja-raja 3:4), Omri mengalahkan Moab dan menjadikannya sebagai
negara bawahan, membatasi batas dan menetap Israel di utara. wilayah Arnon. Edom,
diperintah oleh seorang gubernur (2 raja 2:47) Sementara trad mengendalikan
rute ke arah barat ke wilayah orang Filistin. (2 Korintus 17: 11; cf.2
Raja-raja 8: 22).
c.
Kerajaaan Ahab.
Permusuhan dan persekutuan dengan Damaskus
Israel juga berhasil dalam peperangan
melawan musuhnya yang paling berbahaya, Ben-hadad dari Damaskus. Kita mengetahui
sebenarnya Omri tidak melakukan atau bertindak apa-apa dalam melawan Aram, pada kenyataan
yang sebenarnya bahwa Omri mulai menaklukan Moab dengan tujuan mempertahankan batas-batas
wilayahnya. Keberuntungan lainnya yang
dimiliki (1 Raja-raja 20 ) adalah pada awal pemerintahan Ahab, Aram memaksa
masuk ke Israel, dan Ahab dipaksa untuk menyebut Ben-hadad sebagai tuan
besarnya. Tapi kemudian, muncul sebuah tindakan
yang berani dan memukul mundur para penyerbu dan di sebelah timur Yordan muncullah
kemenangan besar bagi bangsa Israel atas penangkapan Ben-hadad. Ahab
memperlakukan musuhnya dengan kemurahan hati yang luar biasa. Ahab hanya
menuntut untuk membuat sebuah perjanjian yang memberikan kelonggaran agar tidak
ada lagi pemerasan bagi bangsa Israel. Setelah itu membiarkan musuhnya pergi.
Hal ini membuat beberapa nabi merasa jijik dan tidak peduli lagi dengan apa
yang mereka langgar dalam aturan perang suci. Ancaman dari Asyur membuat Ahab
dan Ben-hadad bersekutu. Asyur-nasir-pal II yang memulai dan disukseskan oleh
Shalameneser III. Dalam tahun pertama kekuasaanya, dia bergerak ke arah barat
ke sungai eufrat, melewati sungai itu dan menyeberang ke sebelah utara Siria ke
pegunungan Amanus dan Medeterania. Dengan tergesa-gesa mereka membentuk suatu
koalisi karna mereka tahu raja-raja dari barat tidak dapat menghentikannya.
Pemimpin koalisi ini merekrut anggota dari Cilicia utara sampai Ammon adalah
Hadadezer (ben-hahad) dari Damaskus, Irhuleni dari hamath, dan Ahab dari
Israel, koalisi ini menyumbangkan 2000 pasukan berkereta dan 10000 pasukan
berjalan.
2. Situasi Internal Dinasti Omri
Kebijakan kuat dari Omri telah menyelamatkan Israel
dari bencana dan membuatnya semakin kuat dihadapan bangsa. Secara internal
terjadi ketegangan-ketengangan yang menghilangkan hal-hal yang bermanfaat dan
membuat situasi menjadi berbahaya.
a. Situasi sosial ekonomi
Semua fakta dan
menunjukkan bahwa Israel mengalami kemakmuran dalam materi saat berada di bawah
pemerintahan raja Omri. Sebagai bukti dari kemakmuran itu terdapat
di ibukota Israel yaitu Samaria. Arkeologi menunjukkan bahwa kota ini didirikan
oleh Omri dan diselesaikan oleh Ahab yang membangun benteng-benteng di
Palestina dengan mutu, kualitas dari para pekerjanya. Omri juga menggunakan
bangunan-bangunan kuno untuk kegiatan setiap harinya. Meskipun bukti-bukti
tersebut mencerminkan
kondisi yang akurat tetapi banyak kaum tani yang kondisinya memburuk. Hal ini disebabkan
komponen pajak yang berat dan negara itu tidak mempunyai cara yang tepat untuk
mengatasinya. Tetapi ada tanda-tanda dissintegrasi progesif struktur masyarakat
israel, dari sistem keras yang cenderung menempatkan orang miskin pada belas
kasihan orang kaya.
Menurut Josephus, Menander of Efesus
menceritakan bahwa banyak pemilik tanah yang kaya melakukan ketidakadilan. Hal
ini dapat dilihat dari kasus Ahab dan Nabot ( 1 Raja-raja 21). Isarel penuh
dengan orang-orang yang tidak memiliki konsep hukum perjanjian seperti Jezeel.
b. Krisis
agama : Izebel
Hal ini jauh lebih serius sebab
bagaimanapun krisis ini dipicu oleh kebijakan keagamaan Omri. Sebagaimana kita
lihat, hubungan dengan Tirus yang diawali sebagai hubungan kekeluargaan dengan
menikahkan Ahab dengan Izebel. Izebel secara sadar bersama dengan pengikutnya
mengikuti dan membawa agamanya yaitu agama yang memuja tehadap dewa atau allah
Tirus yaitu Ba’al Melqart dan Asherah. Izebel melanjutkan pemujaan agamanya ini
melalui hubungan perdagangan dan dilanjutkan dengan cara mempraktekkan agamanya
di tanah Israel. Sebuah bait atau kuil telah dibangun kepada Ba’al Melqart untuk
tujuan di Samaria (1 Raja-raja 16:32). Inilah suatu kejadian dimana Salomo
telah melakukan hal yang sama melalui istri-istri asingnya itu, dan
kadang-kadang membuat suatu peribadahan di Israel. Izebel itu adalah wanita
yang kuat pikirannya, sebab dia telah berani mengadakan ibadah sebagai suatu
budaya.
c. Elia
Elia dikenal sebagai tangan besi
karena dia mampu memimpin perlawanan bawah tanah yang membuat orang-orang
Israel banyak membencinya. Dia mampu meluapkan musuh-musuh Israel. Nabi Elia
adalah sosok yang takut akan Yahwe dan dia memiliki pesona dalam berbicara
sehingga perbuatannya menjadi legenda di Israel. Elia digambarkan sebagai tokoh
yang memakai jubah yang mungkin sebuah nazir untuk ritual abadi untuk
berperang. Elia dalah pembuat mujizat yang kebanyakan berhubungan dengan
kesuburan tanah terutama dalam hal menahan dan mengirim hujan. Hal ini dianggap
sebagai baal Kanaan. Tetapi Elia tetap membuktikan bahwa allahnya Yahwe yang
mengontrol hujan. Hal ini menyebabkan Elia menentang, 450 nabi Baal dan 400
nabi Ashera dalam sebuah kontes di gunung karmel. Tempat ini merupakan dataran
tinggi di daerah Fenesia. Diaman dahulu tempat itu termasuk Israel, mezbah
untuk Yahwe. Namun tempat itu digantikan mezbah bagi baal. Elia menentang nabi-nabi
baal dan ashera untuk mendatangkan api dari langit (kilat yang biasanya datang
sebelum hujan badai). Banyak sekali ekstase agamawi yang merebut nabi-nabi itu tidak
berhasil. Tapi Elia mampu mengikuti praktek ekstase yang dilakukan nabi-nabi
itu ditambah dengan doa. Hal ini menyebabkan Elia mampu membuktikan bahwa
Yahwelah yang dapat mengontrol cuaca.
Akibatnya
Izebel yang masih memiliki kuasa mencoba untuk mengejar dan menangkap Elia.
Namun Elia masih merasa hanya dia
sendiri yang masih setia sebagai juru bicara Allah Israel, sehingga Elia lari
dari Izebel ke selatan Yehuda, dan ke selatan lagi dari Bersyeba ke gunung
sinai. Kemudian Elia dikirim Allah kembali untuk mengerakan
gejolak politik di Siria dan Israel, yang nantinya menghasilkan pergantian tahta
dari keluarga Omri. Elia mengingatkan umatnya melalui keikut-sertaan sosial
dirinya, bahwa Allah dari Gunung Sinai masih Allah sejatinya.
3. Kejatuhan
kerajaan Omri
Ketengangan
yang Omri dan ahab ciptakan antar negara dan iman perjanjian dari umat menjadi
terlau kuat. Dalam kondisi normal, ahab pasti sudah menentukan, seperti Salomo,
bahwa mustahil untuk menerima ibadah dari dewa-dewa asing dan tetap menjaga
kesetiaan agamanya. Tetapi, masalah ini semakin sulit dan semakin berat karena
Izebel kurang puas dengan sikap ahab
yang memberikan toleransi secara gampangan. Izebel ingin baal menjadi allah
Israel untuk alasan politik yaitu untuk menyatakan bahwa Israel tunduk pada
kerajaannya, Tirus. Dimana Israel juga mengalami kekalahan yang menyebabkan Omri
menyerahkan beberapa kota kepada Aram dan mengijinkan mereka untuk mendirikan
pasar di kota Samaria. Dan Omri juga dalam memimpin bangsa Israel juga
mengalami kekalahan dalam berperang melawan Siria. Dalam pemerintahan Omri juga
disertai pemerintahan yang sangat kejam yang mengakibatkan bangsa Israel kurang
patuh terhadap pemerintahannya yang membuat selama 25 tahun bangsa Israel mengalami ketidakstabilan sehingga
kurangnya pertahanan terhadap permusuhan terhadap tetangga.
a. Kerajaan
Ahazia
Ahab mempunyai dua orang putra yang
bernama Ahazia dan Yoram yang mempunyai arti ketaatan kepada Yahwe. Ahazia diangkat
menjadi raja atas garis keturunan raja. Pada masa kerajaan Ahazia, perkembangan
penyembahan berhala terus meningkat
karena Ahazia masih dibawah pengaruh ibunya Izebel. Oleh karena itu dia
melakukan hal yang sama seperti ayahnya Ahab. Ahazia memerintah Israel hanya
selama 2 tahun karena kecelakaan yang diperolehnya saat dia jatuh dari
kisi-kisi kamar atau rumahnya yang ada di Samaria.
Untuk
itu dia menyuruh hambanya meminta petunjuk kepada Ba’al-Zebab di Ekron
Failistin. Tetapi hambanya gagal karena dia dihadang Elia. Oleh karena itu,
Ahazia menyuruh 50 orang pasukan menangkap Elia. Apalagi Elia telah memberi
kutukan terhadap Ahazia . Kemudian Ahazia meninggal. Dia tidak mempunyai
seorang putra, sehingga dia digantikan oleh Yoram, adik laki-lakinya.
b. Kerajaan
Yoram
Yoram, saudara Ahazia sebagai gantinya
yang mencoba mereformasi budaya Pagan dalam pemerintahannya tidak berhasil,
bahkan justru kebudayaan ini mengancamnya. Sementara situasi diluar
pemerintahannya semakin memburuk. Yoram harus menghadapi pemberontakan di
daerah Mesha oleh raja Moab yang bahkan dulu pernah menjadi pengikut ayah dan
kakaknya. Meskipun Yoran dengan bantuan kerjasama Yehuda mengusir Moab. Perang
bersama Damaskus semakin berlarut-larut. Delapan tahun setelah kematian Ahab
ayah mereka, perang Israel terus berlanjut di tempat itu, tidaklah bisa dilihat
lagi. Yehuda juga ternyata menghadapi situasi yang berat. Yosafat meninggal setelah
kematian Ahab. Yoram tidak memiliki figur yang baik dari segi kemiliterannya.
Dia yang memerintah atau menguasai Edom banyak menyebabkan berkurangnya tanah
jajahan ayahnya. Baanyak daerah yang mermberontak dan mencapai kemerdekaannya.
Dalam segala usahanya, Yoram tidak dapat mencegah hal itu. Dia kehilangan
pelabuhan laut dan industri-industri dari Ezion-geber dan mengakibatkan suatu
kondisi ekonomi yang serius untuk diperhatikan. Pada saat yang sama perbatasan
Libanon dan Falistin yang sedemikisn membuatnya bebas.
4. Munculnya
kelompok Oposisi.
Elisha
dan Nebiim. Di Israel kelompok oposisi terhadap dinasti Omri berkelanjutan
kepada puncaknya. Hal ini terlihat dengan adanya nabi Elia dan Elisha yang
memberikan bentuk kekecewaan terhadap rajanya pada masa itu. Kemudian seperti
pada masa sejarah Samuel sebelumnya, Elisha bekerja dalam menutup kelompok-kelompok
nabi yang menyerupai kenabian atau sering disebut nabi-nabi palsu dan ini
berkelanjutan sampai masalah keamanan kota atau bangsa itu. Kita menemukan
kelompok dari mereka yang tunggal dalam kehidupan yang komunal, dukungan kepada
pemerintah, sering dikenal dengan sebutan “Tuan” kepada kepala mereka. Mereka
memberikan atau membentuk kelompok-kelompok dalam organisasi mereka.
Nabi-nabi
tersebut ketika pada masanya telah menjadi sebuah sejarah selama dua ratus
tahun di Israel. Mereka meresenpretasikan sebuah kehidupan yang ertetik dalam
kepercayaan kepada Yahwe,dan menjadi ciri khas psikologis dari kepercayaan itu,
kebanyakan setiap kepercayaan telah mengalami penurunan seperti yang dianut
orang-orang Kristiani. Di dalam kehidupan bangsa Filistin yang mengalami
krisis, kita akan mengobservasi tentang profesi mereka itu seperti yang
terdapat dalam I Samuel 10:5-13.
Intensitas kepemimpinan merekas mengalami presentyastive dari kehidupan
Amphictiony.
Kemudian
setelah mengalami kehidupan yang seperti itu maka mereka terbentuk menjadi kerajaan
dan ini menjadi pusat kepercayaan terhadap Yahwe termasuk juga
aturan-aturannya. Hanya aja kita menjadi mengerti untuk menjadi contoh yaitu
Natan atau tentang kehidupan kenabian. Pada masa itu nabi-nabi juga terjun ke
dalam dunia politik, kita telah melakukan penelitian akan hal itu. Kepemimpinan
dalam nama Yahwe akan mengalami kesuksesan dalam pemerintahannya. Kepemimpinan
bagi meraka cukup selalu mermimpin dalan tradisi Amphictiony dan aturan-aturan
yang berlaku dan oleh dia mereka telah memeriksa pusat atau ibukota mereka itu.
Para nabi tersebut akan selalu berada dalam bidang apapun termasuk dalam perang
yang terjadi pada masa itu. Saat itu kesediaan untuk menciptakan rasa yang damai dalam tradisi nasionalistik itu
sangatlah sulit karena ini secara terus menerus diupayakan oleh kehidupan para
nabi saja. Hal ini pulalah yang terjadi pada masa dinasti Omri. Pada dinasti
Omri benyakk sekali bermunculan allah-allah lain karena pengaruh bangsa lain
yang berusaha menjajah wilayah itu. Ini menjadi masalah yang besar pada masa
Omri, selain itu banyak kelompok-kelompok yang siap mengajukan ketidaksenangan
terhadap kepemimpinan dinasti Omri.
a. Faktor-faktor
dari pihak Oposisi
Para nabi tidak bermaksud sendiri
dalam kebencian mereka terhadap rumah Omri. Faktanya, ketika revolusi datang
dipimpin oleh jenderal pasukan dan didukung oleh pasukan, berisikan
ketidakpuasan dalam bagian tersebut , mungkin dengan ketidakefektifan tujuan
yaitu perang dengan Aram dengan kualitas Yoram yang sebagai pemimpin. Keyakinan
meliputi lingkaran militer yang memuakkan dengan apa yangb dicapai sebagai
kelembutan dalam daerah rumah-rumah yang berasosiasi dengan kemerataan
kemewahan dan kemerosotan kelakuan warga asing diantar orang-orang dengan hak
istimewa. Kejadian Nabot mungkin luput dari perhattian atau gagal untuk
membangkitkan amarah. Kita telah terlebih dahulu mendengar ketidak meningkatnya
kepopularitasan , Yehu dan pasukan-pasukannya hampir pasti bersaksi di garis
bersama apa yang mereka ketahui sebagi sentimern kepopularitasan.
Elemen
konservativ lainnya seolah bersdiap unttuk pemberontakan , diantaranya ada
keturunan Rekhab, jelasnya suku Keni, pemimpinnya Yonadab, diperhitungkan
derngan partisipasi fisik dalam revolusi yang terjadi. Satu setengah abad
kemudian keturunan Rekhab masih terikat janji untuk tidak meminum anggur, atau
mendirikan rumah anggur, tapi untuk tetap tinggal di pemukiman seperti para
pendahulu mereka. Bagi mereka, Izebel dan komplotannya layak untuk
peenghancuran pengorbanan seluruh penjualan, dimana mereka bersedia untuk
membantu.
5. Kerajaan
Yehu
Pada
tahun 842 terjadi perebutan kekuasaan secara umum oleh Yehu. Dan ini
menunjukkan sebuah kekejaman dan kemarahan yang meledak-ledak yang lama
tertahan. Dan hal ini merupakan sesuatu gerakan untuk melawan pasukan Omri
beserta sebuah polisi-polisinya.
Menurut
sejarah, Elisa yang dipakai untuk menandingi mengambil sebuah keuntungan dari tidak hadirnya kerajaan Yoram dan
kembali menguatkan Yizreel. Kemudian dia menyuruh seorang putra nabi untuk
pergi ke markas besar tentara Ramot-Gilead yang diperintahkan untuk mengurapi
raja Yehu. Ketika prajurit Yehu diajari tentang hal yang baru terjadi mereka
menerimanya dan menyambutnya dengan gembira.
Setelah
itu, Yehu kemudian menaiki kuda tempur dan menuju Yizreel dengan kecepatan yang
luar biasa. Sedangkan Yoram disertai oleh saudaranya Ahazia yang ikut dalam
gerakan di Ramot-Gilead. Dia ikut dibawa keluar untuk menemui Yehu. Tanpa
musyawarah yng menarik ikatan simpulnya Yehu dengan segera menyerang Yoram
hingga meninggal. Sedangkan Ahazia melarikan diri namun nasibnya sama seperti
Yoram yang juga diserang Yehu sampai ia meninggal. Setelah dia membunuh Yoram
dan Ahazia dia memasuki Yizreel dan melemparkan Izebel dari jendela.Permusuhan
itu tidak hanya terjadi dalam seluruh keluarga Ahab tetapi juga segala yang
berhubungan dengannya dan bahkan sampai halamannya juga.
Sebuah
perebutan kekuasaan dengan cepat berubah menjadi sebuah perang yang
mengakibatkan mandi darah. Setelah pindah ke Samaria, Yehu menghadapi sebuah
dilegasi dari pengadilan di Yerusalem, dan dengan kekejaman yang tidak kenal
belas kasihan itu dan tanpa alasan yang jelas dan nyata dibunuhnya mereka
semua. Pada akhirnya ia menarik ibadah Baal dan menaruh ibadah mereka dengan
dalil persembahan mereka. Kemudian ia menyuruh prajurit-prajurit untuk
membebaskan mereka dan membunuh mereka sedangkan rumah ibadah itu beserta semua
aparatur-aparaturnya diratakan dengan tanah. Sesungguhnya ini merupakan sebuah
kekejaman terhadap kota-kota itu tetapi pemujaan terhadap Melqart dapat
dimusnahkan dan Yahwe sendiri akan tetap tinggal dan resmi sebagai Allah
Israel.
Komentar
Posting Komentar